...semburat ketulusan dalam balut kesederhanaan...

Ketika Kepentingan Sendiri Bukan Suatu Keegoisan


Pernah dengar kata-kata : kalo lo ngeduluin kepentingan diri lo sendiri itu namanya lo egois? Pati sering banget! Apalagi dulu jaman SD, SMP, bahkan sampai duduk di bangku kuliah, setiap kali belajar PMP, PPKn, Kewiraan (atau apalah namanya sekarang), selalu ditekankan kalau kita harus mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

Tapi pernah nggak kepikir kalau kita terus-terusan memperjuangkan kepentingan bersama, apa kabarnya diri kita sendiri? Kalo gue lebih milih buat menyeimbangkan keduanya. Biarkan keduanya berjalan bersisian.

Ada kalanya kepentingan sendiri itu bukan sebuah keegoisan. Contoh kecil aja : waktu jaman kita sekolah atau kuliah. Saat kita berperan jadi si pintar yang selalu bisa mengerjakan soal-soal ujian ataupun tugas-tugas kuliah, kita pasti dihadapkan pada sebuah dilema. Apalagi kalau kita termasuk kategori si pintar yang gaul dan punya banyak teman, pasti kita langsung berubah jadi center point, jadi pusat perhatian semua orang yang menggantungkan nasib kelulusannya ke kita. Tiba-tiba aja semua orang, bahkan sebelumnya nggak dikenal, mau duduk di sekitar kita. Dan itu semua cuma buat nyontek jawaban kita atau sekedar nanya-nanya tentang apa yang mereka nggak tahu. Kalau keadaan itu udah terbentuk, yang bisa kita harapkan cuma mendapatkan si pencontek yang nggak rese dan berani mati. Karena pencontek model ini nggak bakalanan mengganggu kerja kita. Dia akan menggunakan keterampilannya buat menyalin pekerjaan kita, tanpa bisik-bisik, grasak-grusuk, dan mencolek-colek kita biar dikasih jawaban kita.
Point-nya adalah saat "bekerja sama" dengan pencontek model ini, kepentingan pribadi kita untuk menyelesaikan lembar jawaban kita sendiri dengan sebaik-baiknya jadi nggak terganggu. Intinya, untuk memberikan jawaban/contekan ke para pencontek, si pintar harus terlebih dahulu menyelesaikan lembar jawabannya dengan sempurna dan tanpa gangguan dari pihak manapun, baru setelah semuanya selesai dikerjakan, para pencontek ini boleh menyalin pekerjaannya.

Pada saat itu terjadi, mendahulukan kepentingan pribadi (menyelesaikan pekerjaan sendiri) di atas kepentingan bersama/orang lain (memberikan contekan demi kelangsungan hidup transkrip nilai para pencontek) bukanlah sebuah keegoisan. Karena dengan selesainya lembar jawaban yang dibuat oleh si pintar dengan sempurna, bisa memberikan contekan yang sama baiknya ke si pencontek. Berarti nggak merugikan siapa pun juga, kan?!?

No comments:

Post a Comment