...semburat ketulusan dalam balut kesederhanaan...

Rumah Baru Si Kutu

Si Kutu punya rumah baru.
Iya..kutu! Binatang yang sukanya ada di makanan yang kadaluwarsa, nggak steril, atau bahkan di kepala manusia atau hewan-hewan berbulu.
Biasanya, kalo di makanan mentah dan kering, si Kutu paling sering ngendon di beras yang rusak. Tapi kali ini, si Kutu punya rumah baru. Dia menetap di dalam mie instant bungkusan.
Nah..parah bener, kan?!?

Jadi ceritanya, gue mau masak mie instant. Begitu air mendidih, mie instant yang masih utuh (berbentuk kotak) gue keluarin dari bungkusnya dan remahannya yang masih di dalam bungkus gue tuang ke panci. Tau-tau ada binatang ngapung di permukaan air, tadinya gue pikir itu semut, tapi setelah dilihat lagi, ternyata itu kutu. Berhubung mie yang masuk juga baru dikit, jadinya gue putusin buat ngebuang air itu dan menggantinya dengan yang baru.

Tapi apa yang terjadi dengan air baru itu?
Begitu mie instan yang masih utuh itu gue masukin, masih belum ada tanda-tanda keanehan apapun. Tapi setelah beberapa saat, di permukaan airnya (lagi-lagi) ada beberapa kutu yang terapung-apung. Saking penasarannya, gue buka lapisan mie instant yang belum begitu matang itu, dan ternyata di dalam lapisannya banyak banget kutu-kutu lain.

Nggak pake ba-bi-bu lagi, gue langsung buang itu mie setengah matang. Kenapa ya kok bisa begitu? Padahal gue nyimpen mie itu di lemari tertutup. Dan gue inget banget, kalo bungkus mie instant itu juga nggak rusak/sobek/terbuka sebelum gue membukanya. Terus dari mana asalnya kutu-kutu itu? Apa mienya emang udah kadaluwarsa? Tapi expired date-nya masih lama.

Kalo ada kejadian kayak gini, siapa yang salah dan siapa yang harusnya disalahkan? Gue sebagai si konsumen--yang mungkin aja dituduh nggak bener dalam cara penyimpanan--atau si produsen mie instant itu--yang mungkin aja melakukan kesalahan pada proses produksinya.

Intinya, hati-hati dengan makanan instant, apapun bentuknya.
;)

Bebaskan Ibu Prita Mulyasari

Mau ikutan sharing informasi ini..diambil dari Detikcom.


RS Omni Dapatkan Pasien dari Hasil Lab Fiktif

Prita Mulyasari - suaraPembaca


Jakarta
- Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.

dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.

Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.