...semburat ketulusan dalam balut kesederhanaan...

dan ternyata selama ini saya salah.....

.....karena berpikir untuk berhenti menulis di blog ini.
.....karena saya pikir tidak ada orang yang mau membaca segala coretan-coretan kata yang saya buat di sini.

Karena ternyata, setelah sekian lama saya bergulat dengan pikiran-pikiran pesimistis itu dan berujung pada kesimpulan untuk berhenti menulis, saya mendapatkan sebuah kenyataan bahwa masih ada orang yang dengan setia membaca blog saya ini.

Dan sekarang, hanya rasa bersalah yang menggunung saat mengingat saya telah menyia-nyiakan suatu hal berharga.
Dan mulai sekarang, saya akan mulai untuk menulis lagi, untuk saya, dia, dan mereka yang begitu setia membaca coretan-coretan tak berguna yang saya buat ini.

Terima kasih, all of my readers.
Tanpa kalian dan fakta yang terungkap, mungkin blog ini sudah mati dan terkubur bersama kemampuan-kemampuan saya yang lain yang juga terlupakan begitu saja seiring dengan berjalannya waktu.

Dan semoga tidak ada kebosanan untuk tetap membaca dan mengunjungi blog saya ini...

Another Death News

Hari ini saya banyak sekali mendengar dan melihat berita duka cita, baik secara langsung ataupun hanya sekedar membacanya di Home Facebook saya. Entah kenapa, rasa miris itu kembali hadir. Sejak sekitar dua tahun yang lalu, saat mendengar berita tentang kematian Ayah saya, saya jadi begitu membenci berita itu. Oke, mungkin bukan membenci, mungkin lebih tepatnya trauma yang begitu besar yang akhirnya membuat saya begitu takut mendengar berita semacam itu. Selalu ada rasa takut berlebih saat saya mendengar berita semacam ini.

Dan hari ini, lagi-lagi saya mendengarnya. Seorang sepupu dari pacar saya yang masih berumur belasan tahun sore ini meninggal dunia karena sakit. Walaupun dia bukan termasuk dalam inner circle keluarga inti saya, tapi rasa miris itu tetap datang menyerang. Saya tetap saja dilanda kesedihan. Saya tetap saja mengutuk dan mempertanyakan : kenapa, sih harus ada berita duka cita?

Sejak saat mendengar berita kematian Ayah saya, saya jadi begitu membenci suara telpon di tengah malam atau pada jam-jam tidak wajar lainnya. Setiap kali ada dering telpon pada jam-jam itu, pikiran-pikiran buruk selalu menghantui saya. Ya, nyatanya saya hanya terlihat kuat di luar, sebenarnya saya tetap saja menyimpan trauma, ketakutan, kepanikan, atau apapun itu namanya akan sebuah berita kematian.

Untuk semua kerabat, keluarga, sahabat, dan semua yang mendahului kami yang masih 'berdiri tegak' di dunia ini, saya mengucapkan :

"Innalillahi Wa Inna Illahi Rojiun, Semoga arwahmu diterima di sisi-Nya dan diberikan kemuliaan serta kelancaran jalan oleh-Nya. Diringankan segala dosa-dosanya dan bisa tenang di sana."

Happy Fasting, All..!! ;)

Hari ini adalah hari pertama puasa Ramadhan. Tapi kok kayaknya makin kesini, makin nggak kerasa ya nuansa sakral khas bulan Ramadhan-nya?!? Apa karena pengaruh kemajuan zaman, makanya makna dan kesakralan bulan Ramadhan jadi bergeser.

Kalo dulu-dulu, saya merasa, setiap bulan suci ini datang, setiap orang dengan gegap-gempita menyambut kedatangannya. Ucapan 'selamat menjalankan ibadah puasa' dan yang sejenisnya terpampang dimana-mana, mulai dari billboard, poster, spanduk, neonbox, dan banyak lagi. Tapi kalo sekarang kok kayaknya semua itu semakin terkikis ya?!?

Walaupun saya semakin nggak merasaka aura datangnya bulan suci Ramadahan pada tahun ini, tapi saya tetap senang dengan kedatangannya.

And after all, I just wanna say...

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1430 H
Mohon Maaf Lahir & Bathin
...atas segala salah & khilaf, baik kata maupun tindakan yang pernah diperbuat, sengaja ataupun tidak...

Jangan Pernah Ingkari

...jangan pernah ingkari dan sangkal sesuatu yang pernah singgah di pikiranmu, sesuatu yang pernah singgah di alam bawah sadarmu yang akhirnya menguak lewat mimpi atau feeling yang begitu kuat akan suatu hal. karena kemungkinan perasaan itu benar-benar terjadi sangat besar...

Penyesalan Yang Datang Terlambat

Kamu tau? Aku menyesal!!
Aku menyesali segala yang pernah terjadi antara aku, kamu, dan dia!

Kalo aja waktu itu aku nggak pernah ngajak kamu buat nemenin aku...
Kalo aja waktu itu aku nggak pernah minta tolong sama kamu...
Kalo aja waktu itu aku nggak pernah ngasih tau kamu apapun...
Kalo aja waktu itu aku nggak pernah mempertemukan kalian...

Aku menyesal karena malam itu pernah mengajakmu bertemu dia!
Aku menyesal karena dari pertemuan itu, terungkap suatu fakta yang nggak penting tapi bisa membuat adanya benang merah antara kamu dan dia!
Aku menyesal karena pernah memintamu untuk membantu menjernihkan sesuatu!
Aku menyesal karena pernah mengijinkan kamu dan dia saling mengenal lebih dekat!

Kenapa aku terlalu percaya kamu?
Padahal bukan begitu seharusnya.
Harusnya aku menjaga kamu dengan baik, untuk diriku, bukan untuk tanpa sengaja diberikan kepada orang lain.
Harusnya aku mengatakan segala macam keberatanku atas hubungan barumu dengannya.
Tapi kenapa aku hanya diam?

Aku pernah berkata padamu, walaupun hanya sepintas lalu..bahwa aku nggak suka dengan yang kamu lakukan dengannya
Tapi apa jawabmu? Kita saudara!
Aku pernah memintamu menjauhinya, walau hanya sekali.
Tapi apa jawabmu? Kita saudara!

Sebenarnya, siapa yang punya posisi lebih kuat?
Aku..sebagai orang terdekatmu yang dihubungkan dengan suatu ikatan bernama pacar.
Atau dia..sebagai seseorang yang katanya saudaramu tapi tanpa hubungan darah. Hanya sebuah tali persaudaraan yang datang dari sebuah pernikahan di luar lingkup keluarga 'dalam'mu.
Atau keduanya punya hak yang sama akan kamu? Atau justru nggak ada yang punya hak akan kamu?

Semua penyesalan itu datang terlambat.
Dan pada akhirnya hanya menyakiti aku..yang diam-diam tau tentang apa yang kamu lakukan untuknya.
Dan cuma aku yang menangis tertahan, karena aku nggak mau kalian yang jadi pemenangnya.
Cuma aku yang menangisi segala yang terjadi...

Byebye 'Read More'!!!

Akhirnya blog saya kembali normal. 'Read More' yang tadinya nggak berguna, sekarang benar-benar nggak digunakan. Karena error terus-terusan, akhirnya saya memutuskan untuk tidak lagi menggunakan fasilitas itu. Saya menampilkan keseluruhan isi posting-an saya di halaman muka. Jadi para pembaca bisa langsung membacanya tanpa menekan 'Read More' terlebih dahulu.

Tombol 'Read More' itu memang masih ada di akhir posting-an, tapi udah nggak berguna. Belum saya hilangkan karena saya nggak tau gimana caranya. :D

Sooo...selamat menikmati. Semoga memang ada tulisan-tulisan yang bisa dinikmati di blog saya ini. Terima kasih..

:)

Dasar Nyamuk Sialan!!!

Saya punya 'kerjaan' baru di rumah : nyiram tanaman di halaman depan.

Sebenarnya, sih saya nggak keberatan dengan tugas baru saya itu. Enak..bisa main air sambil menghirup aroma tanah basah yang menurut saya mempunyai aroma yang khas. Pokoknya saya menikmati 'pekerjaan' baru saya itu, sejak kakek saya yang biasa melakukannya pergi ke luar kota sebulan lalu. Tapi ada hal yang kadang membuat saya mengecam kegiatan saya ini, saya belum menemukan waktu yang benar-benar tepat untuk melakukannya.

Segalanya terasa serba salah. Kan kata orang, yang namanya nyiram tanaman itu dua kali sehari : pagi dan sore. Masalahnya, saya nggak rela kalau harus menyisihkan sedikit waktu pagi saya untuk menyiram tanaman. Saya lebih suka menghabiskan pagi saya dengan segelas minuman manis hangat sambil mengobrol ini-itu dengan siapapun yang saya temui di rumah.

Sedangkan kalo dilakukan siang hari, katanya nggak bagus nyiram tanaman di siang hari, saat matahari sedang bersinar terik dengan sombongnya, panas mentereng! Karena nggak bagus buat kelangsungan hidup tanamannya. Lagian, siapa juga yang mau menjebloskan dirinya dilahap sama panasnya sinar matahari?!

Jadi, satu-satunya waktu yang tersisa ya di sore hari. Emang enak, sih nyiram sore-sore..hawanya sejuk. Dingin. Dan nggak harus mengorbankan waktu untuk ritual bangun tidur saya di pagi hari. Cuma permasalahannya...kalo sore di halaman itu kayaknya para nyamuk sialan itu seolah berlomba menunjukkan eksistensinya di dunia. Tiba-tiba aja jadi banyak banget nyamuk di halaman. Dan saya paling nggak tahan dengan gigitan nyamuk, badan saya langsung gatal-gatal, bentol-bentol, dan merah kayak kepanggang.

Saya jadi merasa serba salah, jadi mendingan pilih yang mana : pagi atau siang? Sampai sekarang sih saya tetap memilih sore sebagai pilihan terbaik untuk waktu menyiram. Tapi yang menyebalkan, ya keberadaan para nyamuk sialan itu!!!

Arrrggghhh!!! Dasar nyamuk sialan!!! Gimana ya caranya ngatasin serangan nyamuk-nyamuk itu??!??

>:(

Rumah Baru Si Kutu

Si Kutu punya rumah baru.
Iya..kutu! Binatang yang sukanya ada di makanan yang kadaluwarsa, nggak steril, atau bahkan di kepala manusia atau hewan-hewan berbulu.
Biasanya, kalo di makanan mentah dan kering, si Kutu paling sering ngendon di beras yang rusak. Tapi kali ini, si Kutu punya rumah baru. Dia menetap di dalam mie instant bungkusan.
Nah..parah bener, kan?!?

Jadi ceritanya, gue mau masak mie instant. Begitu air mendidih, mie instant yang masih utuh (berbentuk kotak) gue keluarin dari bungkusnya dan remahannya yang masih di dalam bungkus gue tuang ke panci. Tau-tau ada binatang ngapung di permukaan air, tadinya gue pikir itu semut, tapi setelah dilihat lagi, ternyata itu kutu. Berhubung mie yang masuk juga baru dikit, jadinya gue putusin buat ngebuang air itu dan menggantinya dengan yang baru.

Tapi apa yang terjadi dengan air baru itu?
Begitu mie instan yang masih utuh itu gue masukin, masih belum ada tanda-tanda keanehan apapun. Tapi setelah beberapa saat, di permukaan airnya (lagi-lagi) ada beberapa kutu yang terapung-apung. Saking penasarannya, gue buka lapisan mie instant yang belum begitu matang itu, dan ternyata di dalam lapisannya banyak banget kutu-kutu lain.

Nggak pake ba-bi-bu lagi, gue langsung buang itu mie setengah matang. Kenapa ya kok bisa begitu? Padahal gue nyimpen mie itu di lemari tertutup. Dan gue inget banget, kalo bungkus mie instant itu juga nggak rusak/sobek/terbuka sebelum gue membukanya. Terus dari mana asalnya kutu-kutu itu? Apa mienya emang udah kadaluwarsa? Tapi expired date-nya masih lama.

Kalo ada kejadian kayak gini, siapa yang salah dan siapa yang harusnya disalahkan? Gue sebagai si konsumen--yang mungkin aja dituduh nggak bener dalam cara penyimpanan--atau si produsen mie instant itu--yang mungkin aja melakukan kesalahan pada proses produksinya.

Intinya, hati-hati dengan makanan instant, apapun bentuknya.
;)

Bebaskan Ibu Prita Mulyasari

Mau ikutan sharing informasi ini..diambil dari Detikcom.


RS Omni Dapatkan Pasien dari Hasil Lab Fiktif

Prita Mulyasari - suaraPembaca


Jakarta
- Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.

dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.

Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.

Wew..!!

Di hari libur kejepit kali ini (21 May 2009), saya mencoba membunuh waktu dengan mengunjungi tempat-tempat yang sebelumnya belum pernah saya kunjungi. Kali ini tujuan saya adalah sebuah kota yang terkenal dengan julukan kota hujan, Bogor. Sebenarnya, sih saya memilih tempat itu karena saya penasaran ingin melihat toko buku Gramedia yang katanya bertaraf internasional.

Setelah bergelut dengan kemacetan yang luar biasa di sepanjang jalan tol Jagorawi dan kota Bogor yang penuh dengan angkot dan bus antar kota yang berhenti sembarangan di tengah jalan tanpa memperdulikan pengguna jalan yang lain, akhirnya saya sampai di Botanic Square yang sore ini dipenuhi lautan manusia. Sumpah! Saking ramainya, sampai-sampai buat jalan dan window shopping aja susah. Akhirnya saya menyerah dan langsung melesat ke tujuan awal saya―tanpa merasa perlu untuk muter-muter menelusuri seluruh area mall―yaitu toko buku Gramedia. Tapi apa yang saya dapatkan di sana? Ayo tebak!

Yup..yang saya dapatkan justru hal-hal yang sangat berbeda dengan predikat yang disandangnya, sebagai toko buku bertaraf internasional. Buku-buku tidak ter-display dengan baik, berantakan, pokoknya semuanya serba tidak teratur. Saya serasa berada di pasar buku bekas, bukannya toko buku terkenal. Baru sebentar saya di sana, saya memutuskan untuk langsung ngeluyur keluar, meninggalkan tempat itu, padahal biasanya saya selalu betah berlama-lama di toko buku. Kesan yang saya dapatkan adalah : SEMRAWUT!!

Wew..!! Mengecewakan..!!

Bahkan untuk menemukan buku-buku favorit saya pun susahnya minta ampun. Ya itu tadi..saking berantakan dan nggak terstrukturnya penataan di tempat itu.

Blogging by Ms. Word

Hmmm..efektif juga nih posting blog lewat Ms. Word 2007.


Tinggal ketik sebanyak apapun yang kamu mau, terus klik Publish, pilih Blog. Setelah itu akan muncul satu window baru dengan tampilan seperti yang akan muncul di blog kamu. Setelah itu tinggal klik tombol Manage Account n' then klik Publish. Di dalam menu Manage Account kmu diminta memilih provider blog yang kamu ikuti, ada beberapa pilihannya, kok. Untuk provider blog yang umum digunakan, seperti : blogger/blogspot, wordpress, dan beberapa provider lainnya sudah langsung tersedia.


Buat yang mau posting banyak, kayaknya lebih efektif kalo lewat Ms. Word ketimbang posting langsung. Kekurangannya cuma : posting yang kamu lakukan nggak bisa 'dipecah' (semua langsung ke-post, tanpa bisa dijadikan sebuah summary).


Selamat mencoba…semoga bermanfaat.. ;)

Membaca Itu Sulit…

Arrrgghh..!!


Timbang mau baca novel terbarunya Sitta Karina aja kok ya perjuangan banget ya? Padahal udah seneng2 gara2 dpt diskon 20% dari program Pre-Order yang diadain sama Terrant Books. Tapi begitu masalah pengiriman, mulai deh banyak halangannya.


Ada tawaran buat ambil Pre-Order-nya di acara The Reader's Event yang diadain hari Santu tanggal 25 April 2009 di atrium Mall Pejaten Village. Tadinya saya males banget dateng ke acara itu. Secara..that's Saturday, waktunya pacaran dan hanging out around (",), bukannya duduk manis mendengarkan sesi tanya jawab yang pasti selalu ada si setiap acara seperti itu. Dan yang paling penting, alasan utama kenapa saya malas menghadiri acara itu adalah karena waktu diadakannya nanggung..bikin saya nggak bisa nonton acara sinetron favorit saya. :D Tapi karena iming2 bisa ambil bukunya duluan―setidaknya lebih dulu ketimbang yang dikirim ke alamat―akhirnya saya memutuskan untuk datang. Udah kehabisan bacaan banget soalnya, jadi apapun deh dilakuin yang penting bisa cepet baca. Tapi ternyata, saat saya sampai sana (dengan merayu teman saya yang kebetulan sore itu memang sedang jalan bareng), mbak2nya bilang kalo buku atas nama saya sudah dikirim ke alamat saya dari kemarin. Bete? Ya jelas lah..tau kayak gitu kan saya nggak perlu repot2.

Tapi pihak Terrant ngasih jawaban atas kebetean saya itu. Meraka memberikan saya satu buku gratis. Wah, terima kasih banget ya, Terrant Books..semoga kalian semakin maju.


Ya udah, akhirnya saya pasrah nunggu kiriman itu datang ke rumah. Tapi sampai hari Senin, ditunggu2 nggak dateng juga. Siangnya ada yang telpon kalo katanya pihak kurir ditolak sama satpam kompleks. Jadinya bukunya dibawa balik lagi ke Terrant. Batal lagi..batal lagi!!


Takut keulang lagi, saya ganti alamat pengiriman pake alamat kantor pacar. Mereka bilang akan dikirim besok dan sampai paling lambat hari Rabu. Hari Rabu saya tunggu sampai sore, akhirnya sampai bukunya beserta bonus bukunya juga (walaupun setelah nyasar ke blok lain, karena pihak pengirim salah menuliskan alamat).


Tapi ternyata…bukunya banyak yang halamannya rusak. Ada beberapa lembar yang tulisannya tumpang-tindih nggak karuan, bikin nggak bisa dibaca. Belum lagi beberapa halaman yang kertasnya lecek kayak habis dikremes2 terus dilurus2in lagi pake tangan. Ada juga halaman yang kertasnya sobek gede sampe bolong gitu. Bete!! Sialnya buku itu udah saya namain dan tanda tanganin..berarti nggak bisa dituker. Tapi ternyata pihak Terrant mau nuker buku saya dengan yang baru, tapi baru bisa saya terima hari Jum'at.


Yaah..gapapa, deh..nunggu lagi, nunggu lagi. Setidaknya customer satisfaction yang dikasih Terrant ke pelanggannya bagus. Dan ini bikin kebetean saya lumayan terobati. Thanks a lot ya Terrant buat servis pembaca yang oke banget.


Duuuuhhh…mau baca aja kok ya banyak banget halangannya. Nggak nyangka, ternyata membaca itu memang sulit. :(

My Fave Novel(s) - 1

Karena semakin banyaknya daftar novel yang saya sukai, maka tidak memungkinkan lagi untuk di-list di sidebar blog ini. Sehingga saya memutuskan untuk menuliskannya dalam bentuk artikel .

And these are my favorite novels (periodic time : since I made this list until I write this article)
. Selanjutnya saya akan membuat review-nya per 10 judul novel.


* Langit Penuh Daya by Dewie Sekar
* Perang Bintang by Dewie Sekar
* Zona @ Last by Dewie Sekar
* Zona @ Tsunami by Dewie Sekar
* Pasangan (Jadi) Jadian by Lusiwulan
* Marriagable by Riri Sardjono
* Perempuan Lain by Kristy Nelwan
* L by Kristy Nelwan
* AVYW by Ika Natassa
* Divortiare by Ika Natassa
* Simple Lie by Nina Ardianti
* Lukisan Hujan by Sitta Karina

NB : akan ada list selanjutnya dalam artikel terpisah.

Sebuah Kritik Pedas

Tanpa sengaja saya membaca review tajam seorang penulis tentang sebuah novel (benar-benar tanpa sengaja, karena awalnya saya memang sedang mengumpulkan informasi tentang penerbit). Entah kenapa, saya nggak setuju dengan kata-kata keras yang dilontarkannya dalam review yang dia buat. Bagi saya, baik buruknya sebuah karya itu relatif. Mungkin si reviewer menganggap karya yang di 'cemooh'nya jelek, bahkan sangat jelek, tapi belum tentu orang lain beranggapan sama.

Yang sangat saya sesali, review pedas itu berasal dari seorang penulis (yang baru menelurkan 1 judul buku). Bukan maksud saya mendiskreditkan penulis baru itu, bahwa penulis baru nggak berhak menulis sebuah review pedas. Tapi masalahnya, buku yang dia hasilkan pun nggak bisa dikategorikan amat sangat bagus. Waktu saya membacanya, saya banyak berdesis sebal karena banyaknya typos, kesalahan nama karakter, dan entah mengapa saya merasa novel yang ditulisnya bisa dibilang mengacu penuh pada novel yang ditulis oleh penulis terdahulu.


Dan karena ulasan yang dibuatnya, saya tergelitik untuk membaca ulang novel yang ditulisnya (padahal saya sudah 'menenggelamkan'nya di antara tumpukan koleksi novel saya, karena saya tidak berminat membacanya ulang), hanya karena saya ingin tahu lebih banyak mengenai sebagus apa novel yang ditulis kritikus ini sampai dia sanggup mengeluarkan kritikan pedas tersebut.


Apa tidak sebaiknya kita bercermin pada diri sendiri sebelum melontarkan kritikan pedas terhadap orang lain?


Satu hal yang saya nggak ngerti, dia menjelek-jelekkan pihak penerbit, tapi...ada
inner circle-nya yang menerbitkan buku lewat penerbit itu. Sebuah fenomena yang aneh, bukan?! Karena bagi saya, sejenius apapun penulis, tetap nggak bisa terlepas kaitannya dengan penerbit. Jadi kalau (memang) benar penerbitnya sejelek yang dia katakan di review, nggak ada gunanya juga kalau penulisnya sangat jenius, sekali pun.
Saya jadi sempat berpikir, apa ada masalah pribadi yang mendorong semua itu terjadi?

Only God knows..

Yang saya sangat sesalkan adalah itu tadi : apa perlu kritik keras seperti itu?! Saya rasa tidak! Karena banyak cara menyampaikan sesuatu dengan lebih baik, tanpa perlu menyinggung si pemilik karya (dengan mengatakan bahwa karyanya tidak layak ada di rak toko buku). Nyatanya buku yang dikritik tetap laris manis di pasaran. Dan penulisnya juga berhasil membuktikan kepada publik bahwa dia tidak seburuk itu.

Tukar Nasib

Hikshiks..
*Terharu Mode : ON*

Abis nonton acara Tukar Nasib di TV (lupa stasiun TV-nya apa) dan saya merasa terharu. Ternyata...masih banyak banget penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan (pra sejahtera). Mereka hidup seadanya (bahkan sangat seadanya), dengan rumah untuk mereka tinggal pun nggak bisa dimasukkin kategori layak huni (kebetulan yang kemarin saya tonton, rumahnya bisa dikatakan jadi satu dengan kandang hewan ternak).

Tapi saya salut pada mereka, dengan semangat hidup yang mereka punya yang mendorong mereka untuk tetap mensyukuri apa yang mereka punya tanpa mengeluh, sehingga sampai hari ini mereka masih sanggup bertahan hidup.

Dan saya sangat setuju dengan
tagline di akhir acara :
...Kaya Miskin Semua Sama di Mata Tuhan...


Hmpfff..!!

ternyata...menunggu apa yang diharapkan itu bikin mules..
:(

The Novel : 'L'

Lagi baca novelnya Kristy Nelwan yang judulnya 'L' for the second time..
Tapi tetep aja nggak ngebosenin..
Tetep aja mengharu biru bacanya..

Tertawalah...

Dan tertawalah selagi kamu bisa...
Walau sesusah apapun keadaanmu...
Aku pun berusaha begitu...
Untuk hilangkan apapun yang mengganggu pikiranku...

My Fave Novel(s)

Ketika gue menyatakan sebuah novel masuk kategori 'My Fave Novel(s)'--seperti yang tertera di blog ini, BIASANYA gue punya beberapa pertimbangan simpel.

Jadi mohon maaf yang sebesar-besarnya kalo klasifikasi yang gue buat ini nggak berkenan. Judul-judul lain yang nggak masuk dalam novel favorit gue bukan berarti jelek, kok...cuma aja mungkin nggak memenuhi semua pertimbangan yang gue tulis di bawah ini. Novel yang lain tetap bagus dengan kapasitasnya masing-masing, cuma gue nggak membacanya berkali-kali seperti judul-judul yang gue list di blog ini.

Pertama, novel itu harus meninggalkan kesan tersendiri setelah gue membacanya.

Kedua, novel itu bisa selesai dibaca dalam hitungan jam (sesibuk apapun aktifitas yang gue punya), dan paling lama menghabiskan waktu tidur gue semalaman.

Ketiga, novel itu ending-nya jelas.. Kalopun ending-nya nggantung, setidaknya harus ada sesuatu yang bisa jadi petunjuk kira-kira gimana akhir ceritanya berdasarkan versi gue.


Keempat, novel itu ditulis dengan gaya bahasa sehari-hari.

Kelima, novel itu punya cerita yang ringan (karena pada dasarnya gue membaca untuk mendapatkan sebuah hiburan, jadi kalo apa yang gue baca harus pake mikir, sama aja boong dan tanpa ditunggu, gue akan langsung menyatakan novel itu jelek!)

Keenam, novel itu punya alur cerita yang jelas... at least, kalo menggunakan alur campuran, kelihatan bedanya pada saat perpindahan alur.

Ketujuh, novel itu harus bisa bikin gue sewot (atau apalah yang penting menandakan suatu reaksi diri).

Dan yang penting : novel itu nggak membosankan dan mampu membuat gue membacanya berulang kali!!!

;)

Tertatih-tatih

*sigh*

Tertatih-tatih berusaha dan bersusah payah mengumpulkan kata-kata, huruf demi huruf untuk menyelesaikan apa yang aku tulis..
Semoga tabungan huruf ini nggak berakhir mengecewakan dan menyakitkan seperti usahaku selama ini untuk hal lain..
Semoga kumpulan kata ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan..

*hope so..*
:)

Kecewa (Part 2)

Saking bertubi-tubinya sampe nggak bisa berbuat apapun. Bahkan untuk sekedar menitikkan air mata untuk mengurangi kekecewaan sekalipun...
:(

Kecewa

Beberapa menit yang lalu, gue baru aja ngerasain sebuah kekecewaan (lagi). Dan ternyata emang bener : jangan pernah berharap lebih, kalo gagal sakitnya lebih berasa.
Dan gue nggak tau apa yang harus gue lakuin sekarang? Apa gue harus marah sama kegagalan ini? Kalo emang marah, gue harus marah sama siapa??
Kapan ya segala yang gue mau, semua yang gue impikan, semua yang gue cita-citakan bisa terwujud??
Kayak setiap orang yang gue temui, dengan impian mereka yang terwujud...

Selamat...Selamat....

Welcome back my iPod..setelah sekian lama cuma jadi penghuni tas yang nggak berguna sama sekali, akhirnya hari ini dia kembali setelah gue men-charge batrenya yang selama ini habis dan sama sekali nggak gue perhatiin. Dia terlupakan begitu saja!
Hmmm...akhirnya iPod kecilku kembali lagi. Dan siap menemani gue all the time.. :)
Hehehe..

Hari ini juga gue jadi beli tas rajut pandan yang sekian lama gue idam-idamkan. Dapet harga murah pula, soalnya hari ini adalah hari terakhir pamerannya, makanya dikasih korting. Uuuuhhh....baiknya si penjual itu. Saya doain bang, semoga dagangannya laku keras.
Hehehe...


Dan hari ini juga gue berhasil memaksimalkan kinerja sang modem, karena hari ini gue berhasil memaksa si modem untuk bekerja keras menangkap sinyal HSDPA. Walaupun nggak ngaruh juga, sih..karena ternyata masih tetep lemot juga loadingnya. Yaaah, tapi senggaknya .
better than the GPRS. Hehehe.. (ya iyalah..ngarang banget deh gue!)

And after all, I just wanna say : congratz...selamat...selamat...! ;)

How Stupid I Am...

Hmmm...ceritanya gue baru nemu game baru. Sebenernya sih udah lama, cuma baru nemu aja di Facebook. Dan jadilah gue kecanduan main game itu, mulai pagi, siang, sore, malem, bahkan sampe pagi lagi gue tetep aja mainin game itu. Yup! Udah hampir sebulan ini setiap ada kesempatan, gue pasti main game Who Has The Biggest Brain di Facebook.

Saking penasarannya pengen jadi the number one who has the biggest brain, gue bisa dengan ikhlasnya mantengin layar komputer atau pun laptop seharian penuh. Awalnya sih karena ngerasa asyik banget aja main game itu. Gemes banget rasanya kalo nggak berhasil mecahin 'teka-teki' yang ada. Tapi lama kelamaan malah jadi kecanduan.

Hehehehe...gue jadi addicted gitu sama game ini. Tapi sialnya, walaupun udah dimainin berkali-kali sepanjang hari, tetep aja gue nggak pernah berhasil jadi yang pertama dan mengalahkan pemain lain yang ada di friend list gue (tuh, nggak muluk-muluk kan keinginan gue? Cuma pengen jadi the number one di friend list, bukan juara dunia).

Dan tiba-tiba gue menyadari :
How stupid I am...
...so that I can't be the first one!!


*sigh*
Hiks...
[menarik nafas panjang sambil mewek]
Tapiiii...apa iya gue sebodoh itu?!?
Only God knows.

;) hehehehe...

Mulai Dari Kecil


Mau ikutan menyelamatkan bumi dari kehancuran? Caranya gampang, kok. Mulailah dari hal kecil dan sepele. Buat kamu yang senang belanja (apalagi yang menggunakan tas plastik), baik di supermarket, department store, atau toko buku, coba deh mulai membawa kantong belanja sendiri. Usahakan kantong belanja yang kamu bawa terbuat dari bahan yang ramah lingkungan/mudah terurai, misalnya dengan kantong kertas atau kantong kain.

Cara lain yang bisa ditempuh adalah dengan memanfaatkan kardus bekas yang ada di supermarket. Sekarang udah banyak kok supermarket yang menawarkan untuk menggunakan kardus ketimbang kantong plastik untuk pelanggannya. Sperti yang dilakukan sebuah pusat perkulakan, mereka memang tidak menyediakan kantong plastik bagi pelanggannya. Jadi para pelanggannya dapat membawa barang belanjaannya dengan kardus bekas pakai atau meletakkannya begitu saja di bagasi mobil.

Atau bisa juga pada saat membeli buku di toko buku, minta kepada pelayannya untuk tidak membungkus belanjaan kita dengan kantong plastik. Toh kalau buku yang dibeli sedikit, kita bisa memegangnya. Kalaupun buku yang dibeli seabrek, kita bisa menyiapkan diri dengan membawa tas besar dari rumah yang mampu menampung semuanya.

Saya punya kebiasaan menolak diberi plastik pada saat belanja di toko buku. Awalnya hanya karena malas membuka bungkusan plastik yang distraples tersebut (karena saya pasti akan menarik paksa straplesnya yang mengakibatkan plastik menjadi sobek dan nggak bisa digunakan lagi. Selain itu straples sialan itu juga merusak kuku2 saya.). Tapi lama-lama itu menjadi rutinitas yang menyenangkan, karena saya nggak direpotkan lagi untuk membuka plastik untuk melihat apa yang saya beli. Apalagi saya punya kebiasaan membuka dan melihat buku yang saya beli begitu saya beranjak satu langkah keluar dari toko buku, jadi saya nggak perlu memerintah tangan saya untuk mencari tempat sampah atau melipat plastik tersebut dan memikirkan tempat yang tepat untuk menyimpannya sebelum sampai rumah. Dan lama-lama saya menyadari satu hal, bahwa kemalasan saya ikut mendukung terwujudnya pengurangan penggunaan plastik yang nggak ramah lingkungan.

;)

Finally...

Akhirnya...gue berhasil ngedapetin semua seri lengkapnya novel Dewie Sekar di Gramedia Depok (diskon 20% pula)...senangnyaaaa.. :)

Jadi punya banyak bacaan lagi, deh.. (tadinya sih semepet berpikir kayak gitu..), tapi ternyata..belum sampe seminggu novel-novel itu udah pindah tempat dari atas meja di kamar gue ke lemari buku di pojok ruangan. Dan gue terbiasa meletakkan buku-buku yang baru gue beli atau mau gue baca di atas meja di kamar gue, dan memasukkan buku-buku yang udah selesai dibaca ke lemari buku dan membiarkan mereka berjejer rapih di dalam sana, berdesak-desakkan bersama koleksi gue yang lain.

(Duuh, maafkan aku karena belum sempat membelikan 'rumah' baru untuk kalian..)

Dan itu artinya...lagi-lagi gue krisis bacaan..!! :'( Hiksssss...
*Menangis nelangsa MODE : ON*

Lho kok?!?

Tadinya gue punya hobi 'ngejar-ngejar' dia buat nyelesaiin sesuatu yang lagi dia kerjain. Tapi berhubung selama ini nggak pernah berhasil (yah, kalopun berhasil, persentasenya cuma seiprit...alias keciiiiilll banget), makanya terus gue jadi males ngingetin dan men-support lagi.

Finally, gue berhenti melakukannya.. Dan bersikap masa bodo dengan semua yang dilakukannya..toh dia sendiri ini yang rugi kalau kerjaannya terbengkalai.

Tapiiii...akhir-akhir ini (disaat mood menulis gue lagi jelekkkk bangettt), otomatis apa yang gue tulis juga nggak berkembang biak dengan baik, padahal sang waktu yang digariskan udah makin kenceng aja ngejarnya. Walhasil, tanpa diundang dan diminta, si-dis-yang-biasa-aku-kejar-kejar tau-tau balik 'mengejar-ngejar'.

Lho kok?!???
Kenapa dia jadi berubah rajin ya? Padahal kan biasanya dia yang ngalamin diuber-uber.

Ternyataaaaa....diuber-uber itu teramat sangat nggak enak banget!! Rasanya jadi nggak bebas..
Segala-galanya jadi malah makin berantakan, mulai dari mood yang makin menguap sampe kemalasan yang makin menjadi. (hayah, ini mah alesan gue doank biar nggak merasa bersalah..pembenaran banget, deh!)
Pantesan aja maling pada lari kabur kalo ada yang nguber..
Hehehehe...nggak nyambung banget ya?!

Lagi Pengen

Lagi pengen beli novel, nih...udah kehabisan bahan bacaan..
Pengen ngelengkapin novel-novelnya Dewie Sekar (bener ga ya penulisan namanya?) hehehehe..
Zona @ Tsunami,
Zona @ Last,
sama
Perang Bintang

Doooohhhh...!!

Siapa bilang punya IP gede itu selamannya enak? Selamanya menyenangkan? Gue mah nggak setuju. Secara gara-gara IPK gue terancam 4, malah dibilang over qualified.

Dooohhhh...nyebelin, deh! Jadi serba salah!
Trus, gue harus gimana dunk?!?????


Terima Kasih Luka

Entah berapa tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit, detik yang telah berhasil aku lewati tanpa kamu. Entah berapa banyak energi yang aku buang percuma hanya untuk melupakan kamu. Entah berapa banyak pelarian yang aku lakukan hanya sekedar untuk menghilangkan segala luka yang pernah kamu buat untukku. Entah berapa banyak air mata yang menetes hanya untuk menangisi kamu. Entah berapa banyak asa yang telah aku korbankan hanya untuk mengobati luka yang kamu tinggalkan.

Tapi akhirnya aku berhasil...
Aku sanggup mengenyahkan kamu dari pikiranku.
Aku sanggup membuang kamu dari hatiku.
Aku sanggup mengenyahkan kamu dari hidupku.

Hingga khirnya aku mampu...
Aku berhasil melupakan kamu dan segala kekejaman yang kamu lakukan.
Aku berhasil menutup luka hati yang sekian lama menganga karenamu.
Aku berhasil memaafkamu dengan segala ketulusan yang aku punya.
Aku berhasil merelakanmu melenggang pergi dari kehidupanku.

Dan akhirnya aku benar-benar melupakanmu. Walaupun rasa sakit yang kau tinggalkan tidak benar-benar menghilang dari diriku. Tapi aku bisa berkata : aku memaafkanmu.

Dan aku kembali dapat membuka rasaku untuk yang lain. Aku bisa membiarkan seseorang kembali memasuki hidupku, dengan segala manis yang dia tawarkan. Dan dengan segala sakit yang mungkin saja dia tinggalkan, sama seperti kamu.

Tapi nyatanya tidak. Nyatanya aku bisa membiarkannya memperbaiki kerusakan yang kamu tinggalkan. Hingga hari ini, ketika aku tau sebuah kenyataan tentang kamu, tentang aku, tentang kita. Dan rasa sakit itu kembali menyambangiku.


Hingga hari ini...

Time to Learn..

Someane said :

Yang ini kesayangannya bapak..
Yang satu kesayangannya ibu..

Terus, apa kabar gue?
Gue jadi kesayangannya siapa?
Berarti gue harus belajar menyayangi diri gue sendiri..

It's time to learn, untuk lebih mencintai dan menyayangi diri sendiri dan orang-orang sekitarmu..

Knowing Me

Karena aku hanya ingin bertahan dengan semua yang terjadi.
Dengan segala makian dan cacian yang berterbangan di depanku.
Dengan segala perlakuan kasar yang dilemparkan padaku.
Yang akhirnya membuat aku terluka.

Dan aku hanya bisa berharap, sekarang, besok, atau pun nanti..
Luka itu nggak pernah berubah menjadi dendam..
Luka itu nggak mengerak menjadi dendam..
Luka itu nggak mengakar dan merubahku menjadi orang yang lain..
Luka itu nggak menjelma menjadi emosi dan kekasaran kepada yang lainnya..

Aku hanya ingin kamu tau, bahwa aku hanya ingin dimengerti...
Bahwa aku hanya ingin kamu mengenalku, seperti yang seharusnya...
Bahwa aku hanya ingin kamu mengerti tentang aku..

Dan aku terus berharap bahwa semua itu akan terjadi...
Sampai kapanpun...

Memaafkan..

...itu adalah ketika kamu berjanji untuk tidak melakukannya lagi.
...itu adalah ketika kamu berjanji untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.

...itu adalah ketika aku telah melupakan apa yang kamu lakukan.
...itu adalah ketika aku telah merelakan tanpa sisa kesalahan yang pernah kamu buat.

Tanpa mengharapkan balasan apapun...

Lelah..

Bahkan setitik hal kecil pun tak sanggup untuk dilakukan.
Terbentur kenyataan bahwa rasaku yang merasakannya, bukan hanya tubuhku.
Bertumpuk bersama segala ketakutan yang aku punya.
Bersatu dengan segala luka yang ada.

Dan aku tau, luka itu nggak akan pernah hilang...

Tolong jangan tuntut aku terlalu jauh.
Jangan minta aku untuk lakukan apa yang aku nggak mau.
Jangan hujat aku untuk segala hal yang aku lakukan.
Jangan maki aku untuk sebuah kesalahan kecil yang mungkin pernah aku perbuat.
Jangan menambah lelahku dengan segala keinginanmu yang belum tentu bisa aku lakukan, yang belum tentu sama dengan yang aku mau.

Dan semoga aku sanggup melewatinya...

.....t.e.r.a.n.c.a.m.....

Huah! Dilema!!

Punya prestasi akademis bagus, salah. Dibilang
over qualified lah. Perusahaan nggak berani ngegaji, lah. Dan sejuta alasan lainnya.

Tapi punya prestasi akademik pas-pasan juga sama salahnya. Dibilang nggak kompeten, lah. Nggak memenuhi syarat akademis (yang biasanya memang mematok standar yang tinggi), lah. Dan lain-lain.

Yahhhh...intinya, semua jadi serba salah.
Prestasi akademik jelek, terancam DO.
Prestasi akademik bagus terancam dibilang ini itu.
Prestasi akademik pas-pasan juga sama, terancam luntang-lantung.
Kok jadi sama-sama susah ya?!

Hmpfff..!! :(

Akhirnyaaaaa....

Yippie..
Akhirnya blognya kembali normal.
Thanks to my luvly nDuthy who has repaired my blog.

Senangnya...
Walaupun
recent post-nya cuma bisa buat 5 judul, tapiiiii....gapapa, deh. Yang penting nongol, nggak cuma nongol judulnya.

:)

Susah....Susah...!!!

Dooohhhh..!!! Pengen nangis deh..
Ternyata makin lama nulisnya, makin banyak kesadaran tentang banyaknya kekurangan disana-sini.
Makin lama juga sih 'penjualan'-nya..
Tapi mau diselesaiin cepet-cepet juga ga dateng-dateng mood-nya.

Jadiiii....gw harus gimana donk?!? :(

Ternyata...menulis ga semudah yang selama ini gue lakuin. Apalagi kalo yang ditulis adalah sesuatu yang butuh daya khayal dan penyesuaian dengan kehidupan nyata, yah semacam creative writing gitu lah.

Pussssiiiiiinnnnngggggg.....!!!

Your Friend(s), Not Mine

Kalo dia temen lo, terus kenapa? Apa karena lo temen gue terus gue juga harus temenan sama temen lo?

NO!!

Karena setiap orang punya hak masing-masing untuk menentukan mau berteman dengan siapa.

Kenal : oke. Tapi buat merubah status 'kenal' jadi 'teman' nggak segampang itu.

Karena teman punya arti tersendiri yang terlalu dalam buat sekedar menambah dan memperluas jaringan. Simple but complicated.

Karena gue nggak ngerasa nyaman ada di dekatnya..with my own simple reason :
because he is her boyfriend...

Dan cuma cowok tolol bin bego yang mau temenan sama cowok yang notabene adalah pacar si cewek inceran.
;)

Kenapa ya??

Huh!!! Ada apa dengan blog gue ya? Kok 'recent post'-nya ga nongol?!? Padahal udah dibenrin, tapi tau-tau malah kumat-kumat terus.. Apa yang salah sih??? Kok bisa tau-tau menghilang gitu??
Sebelllll...!!!!

*Marah Mode : On*

k.e.t.i.k.a

Aku menyerah...

Hanya kata itu yang sanggup aku ucapkan.
Ketika segala usaha yang aku lakukan nggak berjalan seperti yang aku inginkan.
Ketika aku nggak pernah tahu lagi tentang apa yang harus aku lakukan untuk memperbaiki semua yang sudah terjadi.
Bahkan ketika segala yang terjadi sama sekali nggak berpihak padaku dan langkahku terhenti paksa.

Hingga akhirnya aku terlalu lelah untuk melangkah.
Ketika akhirnya aku merasa malas mencari sesuatu yang lebih baik dari sekarang.
Ketika akhirnya aku enggan berusaha, malas melakukan sesuatu yang mungkin akan membantuku terbebas dari segalanya.
Sampai ketika akhirnya aku hanya sanggup berkata :
Aku pasrah..

Dan menyerahkan segala yang akan terjadi pada-Nya. Untuk sebuah kebaikan dan kemajuan.

Bahkan untuk sekedar berteriak menguras kepenatan rasaku-pun aku nggak sanggup.
Yang bisa aku lakukan hanya mengunggu dan terus menunggu datangnya keajaiban.
Dengan segala kepasrahan diri yang aku punya sekarang..dengan sang waktu yang terus bergulir detik demi detik, meninggalkan hari tanpa memberiku seseuatu yang aku mau..
Sampai hari ini, ketika aku menuliskan segalanya disini...

W H Y?!?!??!

Kenapa? Selalu itu kata yang muncul setiap kali aku mempertanyakan sesuatu. Dan cuma kata itu yang selalu muncul ketika aku mempertanyakan tentang kamu.

Aku tau, kata itu begitu simpel terdengar, namun aku juga tau sebanyak apa rahasia yang tersimpan di belakangnya melalui sebuah jawaban yang terucap. Aku juga tau sebanyak apa hal yang bisa dipertanyakan hanya lewat satu kata simpel itu.

Seperti saat ini, aku mempertanyakan : kenapa kamu nggak juga sadar kalau aku menunggumu? Buktinya, sekarang kamu malah asyik berbincang dengan kedua temanmu, perbincangan yang aku sendiri nggak pernah tau apa maksudnya. Dan karena perbincangan itu, kamu jadi melupakanku. Nggak memperdulikan keberadaanku yang terus menunggumu sedari tadi, menahan perihnya perutku demi sebuah keharmonisan : makan malam bersama. Tapi aku tau apa konsekuensi yang harus aku terima kalau aku mempertanyakan masalah ini kepadamu. Kamu pasti akan marah, atau minimal bilang : ngapain juga nungguin aku?!

Betapa menyakitkan resiko yang harus aku terima hanya karena sebuah kata : kenapa? Makanya aku selalu mempertanyakan, apa yang salah dengan apa yang aku pertanyakan? Dan aku selalu berharap untuk bisa menanyakan apa yang ingin aku tanyakan dan memperoleh jawaban terbaik atas segala pertanyaan itu.