...semburat ketulusan dalam balut kesederhanaan...

Another Death News

Hari ini saya banyak sekali mendengar dan melihat berita duka cita, baik secara langsung ataupun hanya sekedar membacanya di Home Facebook saya. Entah kenapa, rasa miris itu kembali hadir. Sejak sekitar dua tahun yang lalu, saat mendengar berita tentang kematian Ayah saya, saya jadi begitu membenci berita itu. Oke, mungkin bukan membenci, mungkin lebih tepatnya trauma yang begitu besar yang akhirnya membuat saya begitu takut mendengar berita semacam itu. Selalu ada rasa takut berlebih saat saya mendengar berita semacam ini.

Dan hari ini, lagi-lagi saya mendengarnya. Seorang sepupu dari pacar saya yang masih berumur belasan tahun sore ini meninggal dunia karena sakit. Walaupun dia bukan termasuk dalam inner circle keluarga inti saya, tapi rasa miris itu tetap datang menyerang. Saya tetap saja dilanda kesedihan. Saya tetap saja mengutuk dan mempertanyakan : kenapa, sih harus ada berita duka cita?

Sejak saat mendengar berita kematian Ayah saya, saya jadi begitu membenci suara telpon di tengah malam atau pada jam-jam tidak wajar lainnya. Setiap kali ada dering telpon pada jam-jam itu, pikiran-pikiran buruk selalu menghantui saya. Ya, nyatanya saya hanya terlihat kuat di luar, sebenarnya saya tetap saja menyimpan trauma, ketakutan, kepanikan, atau apapun itu namanya akan sebuah berita kematian.

Untuk semua kerabat, keluarga, sahabat, dan semua yang mendahului kami yang masih 'berdiri tegak' di dunia ini, saya mengucapkan :

"Innalillahi Wa Inna Illahi Rojiun, Semoga arwahmu diterima di sisi-Nya dan diberikan kemuliaan serta kelancaran jalan oleh-Nya. Diringankan segala dosa-dosanya dan bisa tenang di sana."

Happy Fasting, All..!! ;)

Hari ini adalah hari pertama puasa Ramadhan. Tapi kok kayaknya makin kesini, makin nggak kerasa ya nuansa sakral khas bulan Ramadhan-nya?!? Apa karena pengaruh kemajuan zaman, makanya makna dan kesakralan bulan Ramadhan jadi bergeser.

Kalo dulu-dulu, saya merasa, setiap bulan suci ini datang, setiap orang dengan gegap-gempita menyambut kedatangannya. Ucapan 'selamat menjalankan ibadah puasa' dan yang sejenisnya terpampang dimana-mana, mulai dari billboard, poster, spanduk, neonbox, dan banyak lagi. Tapi kalo sekarang kok kayaknya semua itu semakin terkikis ya?!?

Walaupun saya semakin nggak merasaka aura datangnya bulan suci Ramadahan pada tahun ini, tapi saya tetap senang dengan kedatangannya.

And after all, I just wanna say...

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1430 H
Mohon Maaf Lahir & Bathin
...atas segala salah & khilaf, baik kata maupun tindakan yang pernah diperbuat, sengaja ataupun tidak...

Jangan Pernah Ingkari

...jangan pernah ingkari dan sangkal sesuatu yang pernah singgah di pikiranmu, sesuatu yang pernah singgah di alam bawah sadarmu yang akhirnya menguak lewat mimpi atau feeling yang begitu kuat akan suatu hal. karena kemungkinan perasaan itu benar-benar terjadi sangat besar...

Penyesalan Yang Datang Terlambat

Kamu tau? Aku menyesal!!
Aku menyesali segala yang pernah terjadi antara aku, kamu, dan dia!

Kalo aja waktu itu aku nggak pernah ngajak kamu buat nemenin aku...
Kalo aja waktu itu aku nggak pernah minta tolong sama kamu...
Kalo aja waktu itu aku nggak pernah ngasih tau kamu apapun...
Kalo aja waktu itu aku nggak pernah mempertemukan kalian...

Aku menyesal karena malam itu pernah mengajakmu bertemu dia!
Aku menyesal karena dari pertemuan itu, terungkap suatu fakta yang nggak penting tapi bisa membuat adanya benang merah antara kamu dan dia!
Aku menyesal karena pernah memintamu untuk membantu menjernihkan sesuatu!
Aku menyesal karena pernah mengijinkan kamu dan dia saling mengenal lebih dekat!

Kenapa aku terlalu percaya kamu?
Padahal bukan begitu seharusnya.
Harusnya aku menjaga kamu dengan baik, untuk diriku, bukan untuk tanpa sengaja diberikan kepada orang lain.
Harusnya aku mengatakan segala macam keberatanku atas hubungan barumu dengannya.
Tapi kenapa aku hanya diam?

Aku pernah berkata padamu, walaupun hanya sepintas lalu..bahwa aku nggak suka dengan yang kamu lakukan dengannya
Tapi apa jawabmu? Kita saudara!
Aku pernah memintamu menjauhinya, walau hanya sekali.
Tapi apa jawabmu? Kita saudara!

Sebenarnya, siapa yang punya posisi lebih kuat?
Aku..sebagai orang terdekatmu yang dihubungkan dengan suatu ikatan bernama pacar.
Atau dia..sebagai seseorang yang katanya saudaramu tapi tanpa hubungan darah. Hanya sebuah tali persaudaraan yang datang dari sebuah pernikahan di luar lingkup keluarga 'dalam'mu.
Atau keduanya punya hak yang sama akan kamu? Atau justru nggak ada yang punya hak akan kamu?

Semua penyesalan itu datang terlambat.
Dan pada akhirnya hanya menyakiti aku..yang diam-diam tau tentang apa yang kamu lakukan untuknya.
Dan cuma aku yang menangis tertahan, karena aku nggak mau kalian yang jadi pemenangnya.
Cuma aku yang menangisi segala yang terjadi...

Byebye 'Read More'!!!

Akhirnya blog saya kembali normal. 'Read More' yang tadinya nggak berguna, sekarang benar-benar nggak digunakan. Karena error terus-terusan, akhirnya saya memutuskan untuk tidak lagi menggunakan fasilitas itu. Saya menampilkan keseluruhan isi posting-an saya di halaman muka. Jadi para pembaca bisa langsung membacanya tanpa menekan 'Read More' terlebih dahulu.

Tombol 'Read More' itu memang masih ada di akhir posting-an, tapi udah nggak berguna. Belum saya hilangkan karena saya nggak tau gimana caranya. :D

Sooo...selamat menikmati. Semoga memang ada tulisan-tulisan yang bisa dinikmati di blog saya ini. Terima kasih..

:)

Dasar Nyamuk Sialan!!!

Saya punya 'kerjaan' baru di rumah : nyiram tanaman di halaman depan.

Sebenarnya, sih saya nggak keberatan dengan tugas baru saya itu. Enak..bisa main air sambil menghirup aroma tanah basah yang menurut saya mempunyai aroma yang khas. Pokoknya saya menikmati 'pekerjaan' baru saya itu, sejak kakek saya yang biasa melakukannya pergi ke luar kota sebulan lalu. Tapi ada hal yang kadang membuat saya mengecam kegiatan saya ini, saya belum menemukan waktu yang benar-benar tepat untuk melakukannya.

Segalanya terasa serba salah. Kan kata orang, yang namanya nyiram tanaman itu dua kali sehari : pagi dan sore. Masalahnya, saya nggak rela kalau harus menyisihkan sedikit waktu pagi saya untuk menyiram tanaman. Saya lebih suka menghabiskan pagi saya dengan segelas minuman manis hangat sambil mengobrol ini-itu dengan siapapun yang saya temui di rumah.

Sedangkan kalo dilakukan siang hari, katanya nggak bagus nyiram tanaman di siang hari, saat matahari sedang bersinar terik dengan sombongnya, panas mentereng! Karena nggak bagus buat kelangsungan hidup tanamannya. Lagian, siapa juga yang mau menjebloskan dirinya dilahap sama panasnya sinar matahari?!

Jadi, satu-satunya waktu yang tersisa ya di sore hari. Emang enak, sih nyiram sore-sore..hawanya sejuk. Dingin. Dan nggak harus mengorbankan waktu untuk ritual bangun tidur saya di pagi hari. Cuma permasalahannya...kalo sore di halaman itu kayaknya para nyamuk sialan itu seolah berlomba menunjukkan eksistensinya di dunia. Tiba-tiba aja jadi banyak banget nyamuk di halaman. Dan saya paling nggak tahan dengan gigitan nyamuk, badan saya langsung gatal-gatal, bentol-bentol, dan merah kayak kepanggang.

Saya jadi merasa serba salah, jadi mendingan pilih yang mana : pagi atau siang? Sampai sekarang sih saya tetap memilih sore sebagai pilihan terbaik untuk waktu menyiram. Tapi yang menyebalkan, ya keberadaan para nyamuk sialan itu!!!

Arrrggghhh!!! Dasar nyamuk sialan!!! Gimana ya caranya ngatasin serangan nyamuk-nyamuk itu??!??

>:(