...semburat ketulusan dalam balut kesederhanaan...

Tentang 'Nyonya Besar'

Seorang teman--yang baru beberapa bulan saya kenal--bertanya tentang Flash Fiction saya itu, "mbak, itu pengalaman pribadi ya?"
Dan saya hanya menjawabnya dengan emoticon 'nyengir'. Karena demi suatu hal yang akhirnya disebut alasan, saya tidak boleh mengatakan 'kebenarannya'.
Tapi pada akhirnya, setelah sekian lama berlalu, saya merasa harus mengatakan yang sebenarnya, bahwa:
  • Cerita itu memang idenya diangkat atas apa yang ditangkap oleh mata, hati, dan telinga saya tentang seseorang. Hanya ide dasarnya, pengembangan dan jalan ceritanya tetap milik otak saya, hasil bengong dan 'melantur' sebelum tidur atau saat terserang insomnia.
  • Cerita itu ada karena kemarahan saya terhadap apa yang saya lihat, dengar, dan rasakan. Saya marah dengan perlakuan si-yang-bersangkutan-bernama-dia, yang telah dengan sangat 'rapi', 'halus', dan 'cerdas'nya memporakporandakan sebuah ketenangan dalam keluarga.
  • Cerita itu memang bentuk protes saya kepada siapa pun yang membacanya, agar mereka tahu yang sebenarnya ada.
At least, saya hanya bisa berharap ada orang--yang pada kapabilitasnya--yang membaca cerita itu dan menangkap maksud sebenarnya dan membantu saya keluar dari masalah itu.

No comments:

Post a Comment