...semburat ketulusan dalam balut kesederhanaan...

Terima Kasih Luka

Entah berapa tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit, detik yang telah berhasil aku lewati tanpa kamu. Entah berapa banyak energi yang aku buang percuma hanya untuk melupakan kamu. Entah berapa banyak pelarian yang aku lakukan hanya sekedar untuk menghilangkan segala luka yang pernah kamu buat untukku. Entah berapa banyak air mata yang menetes hanya untuk menangisi kamu. Entah berapa banyak asa yang telah aku korbankan hanya untuk mengobati luka yang kamu tinggalkan.

Tapi akhirnya aku berhasil...
Aku sanggup mengenyahkan kamu dari pikiranku.
Aku sanggup membuang kamu dari hatiku.
Aku sanggup mengenyahkan kamu dari hidupku.

Hingga khirnya aku mampu...
Aku berhasil melupakan kamu dan segala kekejaman yang kamu lakukan.
Aku berhasil menutup luka hati yang sekian lama menganga karenamu.
Aku berhasil memaafkamu dengan segala ketulusan yang aku punya.
Aku berhasil merelakanmu melenggang pergi dari kehidupanku.

Dan akhirnya aku benar-benar melupakanmu. Walaupun rasa sakit yang kau tinggalkan tidak benar-benar menghilang dari diriku. Tapi aku bisa berkata : aku memaafkanmu.

Dan aku kembali dapat membuka rasaku untuk yang lain. Aku bisa membiarkan seseorang kembali memasuki hidupku, dengan segala manis yang dia tawarkan. Dan dengan segala sakit yang mungkin saja dia tinggalkan, sama seperti kamu.

Tapi nyatanya tidak. Nyatanya aku bisa membiarkannya memperbaiki kerusakan yang kamu tinggalkan. Hingga hari ini, ketika aku tau sebuah kenyataan tentang kamu, tentang aku, tentang kita. Dan rasa sakit itu kembali menyambangiku.


Hingga hari ini...
Setelah sekian lama hidupku tenang tanpa kamu rusak. Hanya dengan sepenggal kalimat yang tanpa sengaja aku baca, aku kembali merasakan sakit akan kamu. Ketika aku tau kalau pada waktu itu bukan aku yang salah. Bukan juga kamu yang harus menanggung kesalahan itu. Tapi DIA, seorang wanita teman sekelasmu yang ternyata diam-diam menjadi penggemarmu dan seorang temannya yang mengatakannya padamu. Hingga akhirnya kamu tau tentang itu, dan kamu memutuskan untuk meninggalkanku untuk bersamanya.

Kamu tau? Aku sakit. Bahkan lebih sakit dari saat kamu meninggalkanku dulu. Lebih sakit dari keputusan kamu memilih dia dulu. Nyatanya, alasan di balik semua perlakuan kamu padaku dulu jauh lebih menyakitkan ketimbang kenyataan yang ada.

Kamu tau? Rasanya aku ingin memakimu. Aku ingin kamu tau tentang kekecewaanku. Tapi aku enggan, karena aku sudah berjanji untuk diriku sendiri, bahwa aku akan memaafkan kamu dengan segala ketulusan yang aku punya. Aku HARUS memaafkanmu dengan segala keikhlasan yang aku miliki.

Semoga karma tidak menghantuimu, hingga akhirnya membuatmu harus merelakan dia juga pergi darimu. Sama seperti ketika kamu meninggalkanku. Meninggalkanku ketika aku memiliki rasa yang begitu dalam kepadamu. Karena aku tau, sebenarnya kamu masih sangat mengharapkan kehadirannya hingga saat ini, ketika kamu sudah memutuskan untuk bersama yang lain.

Dan semoga kamu tidak mengulangi kesalahan yang sama kepada orang lain. Semoga kamu bisa berbahagia dengan keputusan yang kamu ambil. Semoga kamu juga bisa menemukan seseorang yang berarti, sama seperti aku yang pada akhirnya menemukan dia yang saat ini bersamaku.

Terima kasih untuk semua hal yang pernah kamu lakukan. Terima kasih untuk segala rasa sakit yang kamu tinggalkan. Karena kamu aku bisa belajar mengikhlaskan. Dan karena kamu aku belajar memaafkan dengan tulus. Karena kamu juga aku belajar mencintai.


Karena kamu aku bisa bertemu dengan dia dan mencintainya dengan segala keikhlasan dan ketulusan yang aku punya...

No comments:

Post a Comment