...semburat ketulusan dalam balut kesederhanaan...

it's just HEART, not BRAIN

ceritanya abis nonton sinetron BCL -- yang kayaknya bakalan makin panjang (or should i say : dipanjang-panjangin) dengan cerita yang juga semakin dipaksakan. i swear, semua itu bikin saya malas menontonnya!

dan di tengah ogah-ogahan itu, saya menyadari sesuatu dari adegan dan dialog di sinetron itu bahwa perempuan memang lebih menggunakan perasaannya dalam setiap hal, bukannya logika. ini terlihat dari salah satu detail di sinetron itu ketika sang ibu ngotot untuk kembali berbaikan dengan orang yang sudah menyakitinya hanya karena merasa bahwa orang itulah yang terbaik untuk anaknya. dan semua itu dilakukannya bukan berdasarkan pemikiran-pemikiran panjang, melainkan hanya karena hasutan.
dan akhirnya saya harus mengakui satu hal : wanita memang lebih menggunakan perasaannya ketimbang logikanya untuk memandang dan memutuskan suatu hal, tanpa memikirkan apa imbas dari perbuatan yang dilakukannya.

semua ini membuat saya membenci diri saya sendiri sebagai seorang wanita yang kemungkinan besar menggunakan hatinya untuk menilai sesuatu! dan itu berarti, ada sebuah 'kekalahan' yang terbentang di depan mata yang mau tidak mau harus diakui bahwa perempuan berada di bawah laki-laki. karena menurut saya, segala hal yang dinilai berdasarkan logika dan pemikiran dengan otak akan lebih 'berhasil' ketimbang yang hanya dinilai berdasarkan hati. mungkin hal ini juga yang membuat wanita selalu berada di bawah pria, dalam dunia kepemimpinan atau lainnya. mungkin ini juga yang membuat mereka -- para pria -- menganggap bahwa seorang wanita tidak akan mampu menjadi seorang pemimpin yang baik.

tapi..terkadang ngikutin feeling juga banyak benernya. sooo..kayaknya memang harus menyeimbangkan keduanya, bukan memenangkan salah satunya..seperti yang sudah-sudah. dan penyeimbangan ini mungkin nantinya akan bisa mengangkat para wanita untuk setidaknya dipandang sejajar dengan pria!!

No comments:

Post a Comment